Inilah Alasan Mengapa Kota Madinah Begitu Istimewa di Hati Rasulullah SAW


Berbicara mengenai sejarah dan perjuangan Baginda Nabi SAW, sangat tidak mungkin untuk tidak turut membahas kota Madinatur-Rasul Al-Munawwaroh (Madinah). Sebelum Rasulullah SAW, para sahabat beliau beserta keluarganya berhijrah dari kota Mekkah, kota ini memiliki nama Yatsrib (يثرب).

Sejarah Singkat Kota Madinah

Pada masa jahiliyyah, masyarakat kota Yatsrib terbagi menjadi dua suku besar, yakni Suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua suku ini selalu berperang satu sama lain selama berabad-abad karena dendam atas suatu kejadian pada masa nenek moyang mereka. Semenjak hadirnya Rasulullah SAW ke Yatsrib, langkah yang pertama kali beliau ambil adalah mempersaudarakan kedua suku yang sudah memeluk agama Islam ini dengan Piagam Madinah. Maka, perpecahan yang sudah berlangsung selama ratusan tahun tersebut hilang seketika, dan semenjak itulah nama Yatsrib diganti dengan nama Madinatur-Rasulullah SAW (Kota Rasulullah SAW) atau biasa dikenal dengan nama Madinah.
Selain dinamai dengan kota Madinah, kota ini juga memiliki nama lain yang diberikan oleh Rasulullah, yaitu Thaibah, yang artinya kota yang memiliki banyak kebaikan. Begitulah sejarah singkat dari kota yang di sanalah penyebaran cahaya Islam dimulai.

Mencintai Kota Madinah

Di dalam hati Nabi Muhammad SAW, Madinah memiliki posisi tersendiri. Meskipun beliau lahir dan tumbuh besar di kota Mekkah, akan tetapi beliau sangat mencintai kota Madinah, bahkan melebihi cinta beliau kepada kota Mekkah. Tempat yang paling dimuliakan adalah Makkah Al-Mukarramah, namun tempat yang paling dicintai Nabi Muhammad adalah Madinah Al-Munawwarah, beliau SAW pernah berdoa;
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Oleh karena itulah, alangkah baiknya kita sebagai umat Baginda Nabi Muhammad SAW juga turut mencintai apa-apa yang beliau cintai, termasuk kota Madinah.

Keutamaan Kota Madinah

Bagaimana cara mencintainya? Pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang.” Maka, yang perlu kita lakukan adalah mengenalnya dan mengetahui keutamaan-keutamaan yang ada di dalam kota ini. Semoga kita semua dapat mencintai kota Madinah sebagaimana Baginda SAW mencintainya. Berikut ini kami jabarkan 10 keutamaan dan alasan mengapa kita perlu mencintai kota Madinah.

1. Kota Hijrah

Ketika kaum muslimin hidup tertindas di kota Mekkah, Rasulullah pun mengadu kepada Allah mengenai nasib umat beliau. Pada perintah yang pertama, sebagian kaum muslimin diarahkan untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena di negeri tersebut terdapat Raja Najasyi, pemimpin negara beragama Nasrani (yang masih lurus) dan adil kepada seluruh rakyatnya. Pada akhirnya, Raja Najasyi memeluk Islam, bahkan ketika wafat, Nabi dan para sahabatnya sholat gha’ib untuknya.
Pada arahan yang kedua, karena diketahui bahwa ada kampung yang lebih dekat, sudah memeluk Islam serta bersedia menolong kaum muslimin, maka Nabi pun memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke sana. Kota tersebut adalah Yatsrib. Maka, sejak itu para penduduk kota Yatsrib dijuluki sebagai Anshor yang berarti penolong. Maksudnya, mereka adalah penolong bagi kaum muslimin yang berhijrah (Muhajirin).

2. Kota Kembalinya Pusat Keimanan

Baginda Nabi Besar Muhammad SAW pernah bersabda;
إِنَّ الإِيْمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
“Sesungguhnya iman itu akan kembali ke Madinah sebagaimana ular akan kembali ke lobangnya”(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Pada masa awal Islam, kota Madinah adalah pusat daripada keimanan, yaitu orang-orang yang memiliki keimanan terbaik berada di sana. Bagaimana tidak, sedangkan di sana terdapat Rasulullah SAW, sebagai manusia terbaik, dan para sahabat beliau -semoga Allah meridhoi mereka semua- yang merupakan mukmin dengan iman yang paling baik.
Akan tetapi, pada hadits di atas diisyaratkan bahwa pusat keimanan itu akan keluar (maksudnya berpindah). Maka, kita mendapati di dalam sejarah, bahwa banyak juga ulama serta para kekasih Allah yang berasal dari luar kota tersebut bahkan mungkin orang ‘Ajam (non-Arab).

Namun, suatu saat iman akan kembali lagi berpusat di kota Madinah. Kemungkinan, masa-masa itu adalah masa pada saat kemunculan Al-Masih Ad-Dajjal. Karena, pada masa itu kota Madinah adalah salah satu kota yang aman dari gangguan fitnah makhluk yang terkutuk itu.

3. Kota yang Aman dari Fitnah Dajjal

Ketika Dajjal berkeliling ke seluruh dunia, ternyata masih ada beberapa lokasi yang tidak bisa dimasuki oleh Dajjal dan para pengikutnya. Hal ini disebabkan lokasi-lokasi tersebut memiliki malaikat penjaga yang khusus diciptakan untuk melindungi tempat tersebut dari Dajjal. Dalam hadits Fathimah binti Qois r.a disebutkan bahwa Dajjal mengatakan,
فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِى الأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَىَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِى مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِى عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلاَئِكَةً يَحْرُسُونَهَا
Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.
Segala keburukan juga akan dihilangkan dari kota Madinah di masa-masa ini, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Yang Mulia Baginda Nabi Besar Muhammad SAW;
تَنْفِي النَّاسَ كَمَا يَنْفِي الْكِير خبث الْحَدِيد
“Kota Madinah mengusir manusia yang buruk darinya, sebagaimana alat pandai besi yang menghilangkan karat besi.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

4. Terdapat Makam Para Pahlawan Islam

Di dekat Masjid Nabawi, terdapat komplek pemakaman yang dinamakan dengan Baqi’. Di dalam komplek pemakaman tersebut, terdapat jasad-jasad anggota keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Merekalah para pahlawan Islam yang membela Allah dan Rasul-Nya pada masa-masa sulit maupun lapang. Akan tetapi, sekarang ini komplek pemakaman Baqi’ juga digunakan untuk pemakaman umum masyarakat, tentunya tanpa menggeser makam orang-orang mulia tadi.
Selain itu, masih di dalam kota Madinah juga, ada komplek pemakaman orang-orang yang mati syahid ketika pertempuran Uhud. Jumlah syuhada yang dikuburkan di sana sekitar 70 orang, termasuk paman Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Hamzah bin Abdul Muththolib ra.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Terindah Dari Doa Nabi Sulaiman AS

12 Ayat Al Qur’an Telah Dibuktikan Secara Ilmiah. Salah Satunya Tumbuhan Bertasbih

Jangan Malu Terlihat Miskin, Malulah Saat Pura-Pura Kaya, Bagikan Jika Setuju!